Jumat, 14 Juni 2013

Surat Albaqarah (S.2) ayat 10, 11 dan 12 :

Surat Albaqarah (S.2) ayat 10, 11 dan 12 :

10. dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
11. dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan."
12. Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.

Allah : Apa yang ingin kau sampaikan sekarang?

Hamba : Ya Allah ! hamba hanya ingin menegaskan pendapat hamba, bahwa orang-orang yang bertaqwa di ayat 1-5 adalah mereka yang mau mempelajari alquran dan mampu menjadikan alquran sebagai "inspirator" mereka sehingga :

1. Kepercayaan mereka terhadap yang ghoib (termasuk percaya kepeda Engkau)
2. Sholat mereka
3. Infaq mereka
4. Kepercayaan mereka terhadap apa yang Kau berikan pada Rasul-rasul-MU
5. Kepercayaan mereka terhadap hari akhir

selalu meningkat kwalitasnya

Dalam arti bukan hanya mereka sudah berbuat ke 5 (lima) hal itu, apalagi sampai hanya menjalankan no 1 dan no 5, mereka menganggap sudah berbuat banyak. Namun ke 5 hal di atas merupakan pengejawantahan/akibat dari seriusnya mereka mempelajari alquran dan mau menjadikan alquran sebagai inspirator semua langkah dan laku yang mereka kerjakan.

Allah : lalu ?

Hamba : Pada ayat 10 Engkau menjelaskan betapa bahayanya mereka yang mengaku telah melakukan 2 hal di atas (no 1 dan no 5 saja) namun mereka merasa sudah melakukan banyak hal, karena Engkau menyebutkan mereka seperti orang pesakitan. bahayanya adalah semakin hari perbuatan mereka itu akan semakin memperparah sakit mereka. Hamba hanya membayangkan bagaimana jika penyakit mereka menular? (bukankah SUU'UL KHULUQI YU'DII = akhlak yang buruk itu pasti menjalar ?) apalagi penyakit menular.

Hamba : Ya Allah !

Allah : Ada apa ? aku masih disini, Aku akan selalu bersama seluruh makhluk-Ku

Hamba : Ampuni hamba ya Allah ! yang sering merasa Engkau tidak disini

Allah : kau masih ingin menyampaikan lagi ?

Hamba : Masih banyak ya Allah sebanyak ayat-ayat alquran yang berikan kepada kami.

Hamba : Pada ayat berikutnya Engkau menceritakan tentang penyakit mereka yang bertambah parah, contohnya : mereka melakukan kerusakan namun mereka merasa melakukan perbaikan. (Ini sungguh aneh. Mata macam apa yang mereka miliki)

Hamba jadi ingat dalam kehidupan di masyarakat, pada kasus ARISAN.

Setiap kali di masyarakat ada perkumpulan, pasti muncul arisan.

- di sebuah perkumpulan arisan, anggotanya tiap sekali kumpul membayar 10 ribu, tiap orang yang narik mendapatkan Rp 500 ribu.

Allah : lalu ?

- Ada seorang Ibu yang pada pertemuan kedua ia narik Rp 500.000,- , temannya mengatakan : "Senang ya jeng! mendapatkan arisan, buat apa tuh ?".

- Sang Ibu menjawab : Saya baru ikut pertemuan dua kali, berarti saya memberikan ke arisan ini 2 X Rp 10.000 = Rp 20.0000,- sementara saya sekarang menerima Rp 500.000,- . Saya tidak akan pakai uang ini kecuali hanya Rp 20.000,- yang milik saya sendiri. Saya akan tabung yang Rp 480.000,- agar saya tidak kesulitan membayar arisan di bulan-bulan yang akan datang. Saya tidak mau memakai uang yang bukan milik saya.

Allah : lanjutkan......

Hamba : Ya Allah ! Orang seperti ibu tadi pasti dianggap aneh. Semua orang pasti suka mendapatkan arisan dan memakai semua uang yang dia dapat, walaupun dia tahu bahwa dia harus membayar di kemudian hari. Berapa banyak di sekitar kami ya Allah. Orang begitu senang diberi "pelajaran hutang" oleh lingkungan. Baik dengan kartu kredit, pinjaman lunak dll. Allah ! bantu kami agar kami bisa Ridho dengan gaji yang kami terima selama ini dan tidak tergiur penawaran hutang bentuk apapun.

Allah : Sucikanlah jiwamu dengan banyak bertasbih kepada-KU, Aku akan banyak mentranfer "hikmah" kepadamu (Firman-Ku di surat Al A'laa) dan belajarlah isi alquran saat Ramadhan ini Aku akan berikan kepada kamu FURQON, mata kamu akan lebih bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk (Firman-Ku di surat albaqarah : 285)
(bersambung............)


Sumber Ust. Shalahudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar