Selasa, 11 Juni 2013

SURAT AL FATIHAH

SURAT AL FATIHAH

Kemaren telah sempat dibahas menenai al baqarah, sebelumnya ada satu surah yang merupakan induk dari Al Quran, yaitu surat al fatihah. Maka kali ini akan kami sajikan pembahasan tafsir surat al fatihah yang ditulis oleh guru kami Ustadz Muhammad Sholahuddin.

a. sebuah surat yang luar biasa. Antara lain isinya berfungsi sebagi pendorong motivasi kita untuk lebih bergairah dan bersemangat dalam hidup ini

b. Surat yang ayat-ayatnya jika kita perhatikan dengan seksama, akan kita rasakan Allah swt, pencipta alam ini dan Pencipta diri kita, mengarahkan dan mengajak diri kita untuk menatap masa depan dan melaluinya dengan bimbinganNYA

c. dimulai dengan ayat "dengan nama Allah yang Maha Pengasih yang Maha Pengayang

d. Kemudian Allah swt mengarahkan ruhani kita pada sebuah kesadaran bahwa setiap "PUJIAN" yang kita lontarkan dari mulut kita dan hati kita kapanpun, haruslah yang utama kepada PENCIPTA ALAM INI.

e. Ayat ini sekaligus menyuruh kita untuk memperhatikan keajaiban alam ini, baik yang berupa pergerakan sel yang paling kecil atau apapun yang kita lihat, bumi, seluruh isinya, matahari, alam ini dsb. Semakin kita belajar tentang kebesaran Allah di alam ini semakin muncullah keyakinan kita bahwa pujian utama hanya pantas ditujukan kepada Allah swt. (Film-film karya Harun Yahya dan Film-film program "discovery" akan menambah perbendaharaan pengetahuan kita tentang alam ini)

f. Ketika kemudian kita melihat semua hasil karya Allah ini sangat bermanfaat bagi seluruh makhluknya, maka akan terbersit dalam diri kita keinginan untuk "menjadi pandai" dan "berkarya" seperti Allah swt dan bermanfaat bagi lingkungan (tentunya dengan kadar/ ukuran manusia).

g. Ayat berikutnya "Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang" memberikan isyarat kepada kita bahwa seluruh ciptaan Allah yang kita lihat, tidak ada satupun yang tidak menunjukkan akan " kasih sayang Allah" pada mahluk-makhlukNya. Kotoran binatang atau kotoran manusia adalah contoh ciptaan yang kita jijik memandangnya. Namun dua benda itu kalau berjumlah banyak akan memunculkan "gas" yang mampu untuk memasak atau juga bisa untuk pembangkit tenaga listrik. (subhanallah, Allahu Akbar)

h."Yang menjadi Raja di hari Pembalasan". Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah itu SYAKUR (yang paling berterima kasih). Siapa saja yang mau berusaha, apalagi mengarahkan dirinya seperti yang diperbuat Allah swt yaitu "pandai", "berkarya" dan bermanfaat bagi lingkungan. Allah swt memberikan balasan jauh dari apa yang telah orag itu perbuat (QS. 6 :160 & QS. 27 : 89) baik di dunia maupun di akherat.

i. dari ayat awal (surat Al fatihah s/d ayat 4), Allah swt memberitahu kita bahwa pujian terhadap kehebatan apapun yang ada di alam ini harusnya diarahkan ke "ALLAH" semata :

1) Dia pencipta Alam raya ini (alam mikro dan makro, yang tak tampak batas-batasnya), ini menunjukkan ke PANDAI anNya yang luar biasa

2) Semua ciptaannya mengandung "manfaat" yang luar biasa (apapun ciptaanNya walaupun jelek dalam pandang manusia pasti membawa manfaat bagi lainnya)

3) Allah swt pasti akan memberikan balasan apapun dari hasil usaha kita sehingga tidak sia sialah suatu kebaikan yang dilakukan walaupun hanya kecil kadarnya

j. kehebatan dan kepandaian Allah sudah Dia beberkan; manfaat hasil karyaNya juga telah Dia tunjukkan secara nyata; dan Dia pribadi yang selalu siap membalas semua usaha baik kita di dunia. (tentunya tiga hal ini akan membangkitkan pribadi kita untuk meniruNYA (pandai, bermanfaat, selalu menghargai karya orang).

k. Ketika kita merasakan bahwa :

1) Allah lah pencipta alam ini dengan seluruh keajaiban isinya

2) Semua ciptaan Allah membawa kemanfaatan yang luar biasa bagi manusia

3) Dia siap membalas semua yang kita kerjakan (sebagai Pemberi Gaji yang Terbaik), maka :

tidak ada kata lain yang keluar dari mulut kita kecuali :

"YA Allah ! kami siap untuk tunduk kepada Mu (Iyyaaka na'budu). Bagaimana kami tidak tunduk, sementara Engkau memiliki kekuasaan yang tak tertandingi di alam ini. Engkau memberikan kemadharatan sedikit saja kepada kami, tentu kami akan mengalami kesulitan hidup yang sangat besar.

"Ya Allah agar hidup kami bermanfaat. Tularkan sedikit kepandaianMu kepada kami, kepandaian yang membawa manfaat bagi lingkungan , maka :

"Ya Allah, hanya kepadaMu kami mohon pertolongan... "

l. Iyyaaka na'budu (kita menyerahkan diri kita kepada kekuasaan Allah, kita merasa betapa hebatnya Allah dengan kekuasaan yang dimilikiNya, kita kecil Allah-lah yang besar dan paling besar. Namun kita punya cita cita ingin seperti-Nya dengan kapasitas kita sebagai manusia, yakni Pandai, Bermanfaat dan bisa menghargai hasil karya siapapun) maka kita ucapkan : Iyyaaka nasta'in (Allah, Engkau memiliki semua sarana yang kami cita citakan. Hanya pertolonganMu yang dapat menghantarkan kami kecita-cita kami itu).

m. Setelah kekaguman kita lontarkan terhadap kekuasaan Allah, setelah Ketundukan kepadaNya kita wujudkan dalam kehidupan kita, bahwa kita siap di bawah kekuasaanNya dan setelah kita sadar kita harus meniruNya dan setelah kita sadar hanya pertolonganNya yang dapat menghantarkan kita menjadi "manusia yang seperti kehendakNya", maka kita berujar : IHDINAA.... IHDINAAA...IHDINAAA (tunjukkan ya Allah) IHDINAA - ASH SHIROOOTH (tunjukkan jalannya ya Allaaah... Tunjukkan caranya) mencapai cita-cita yang kami inginkan.

n. Hanya Engkau ya Allah yang bisa membimbing kami ke arah yang kami inginkan. IHDINAA ASH SHIROOT (Tunjukkan kami jalannya....).

Ya Allah, umur/waktu kami tidak seberapa panjang, biaya yang kami punya tidak seberapa banyak dan tenaga yang kami punya hanya terbatas... Allah tunjukkan jalan yang akan kami tempuh itu Ya Allah. (IHDINAAA ASH SHIROOT)... tapi ya Allah, tunjukkan jalan tersebut YANG LURUS (sehingga kami sampai sebelum kami kehabisan umur, sehingga kami sampai sebelum biaya/harta yang kami punya habis juga kami sampai sebelum tenaga kami terkuras). IH DINAA - ASH SHIROOOT - AL MUSTAQIIIM

o. Yang kami minta jalan menuju cita cita kami adalah jalan yang arahnya lurus. Sebab sedikit saja jalan itu berbelok, pasti akan membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama dan biaya yang lebih besar serta tenaga yang lebih prima. Kami sadar hanya jalan lurus saja yang membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang pas untuk sampai ke tujuan (bersambung....../ tulisan ini adalah bagian dari beberapa tulisan terdahulu yang membahas tentang surat Al fatihah)

p. Di akhir ayat, ayat ke -7. Allah mengajak kita untuk menjabarkan arah yang akan kita tempuh. Ternyata jalan atau arah yang kita tuju itu bukan jalan baru, namun jalan itu pernah ditempuh oleh orang-orang yang terdahulu dari kita. Ada orang yang benar-benar tahu jalan itu dan berusaha menempuh jalan itu sehingga ia dikarunia nikmat oleh Allah . Ada orang yang tahu jalan itu namun sengaja membelok sehingga ia mendapat Murka Allah dan ada orang yang sedikitpun tidak tahu jalan itu sehingga mereka tidak tahu arah dan menempuh jalan sesat.

q. Sejak awal ayat Allah sudah mengajak kita untuk melihat "kepandaian dan hasil karya Allah di alam ini" (robbul aalamin).

Kita diajak juga untuk meyakini bahwa semua ciptaan Allah, walaupun itu buruk dipandangan mata kita, tetap membawa manfaat di alam ini (rohman dan rohim). Demikian juga dari awal ayat Allah sudah menjelaskan kepada kita bahwa Allah swt dialah "Raja Yang Bisa Memberikan balasan dari hasil karya siapapun hambaNya" (maalik Yaumid diin).

Sehingga akan tumbuh keinginan kita hanya tunduk padaNya tidak pada yang selainNya (Iyyaaka Na'budu)

dan tumbuh pula keinginan kita untuk menjadi makhluk yang bisa meniru sifat Allah tersebut (Berilmu, Berkarya, Karya yang membawa manfaat dan Bisa menghargai semua hasil karya pihak lain) dengan meinta pertolonganNya.

Kemudian dengan kesadaran penuh kita mohon kepadaNya agar diberi Arah atau Jalan untuk mencapai harapan kita itu.

Kemudian kita juga diberi pengetahuan tentang perilaku manusia dalam menempuh cita-cita mereka :

1)Ada yang lurus, tahu tujuan dan berjalan di atas kebenaran, yang kemudian disebut sebagai orang yang selalu menerima nikmat Allah

2) ada orang yang tahu tujuan namun menempuh tujuan itu dengan bermaksiat kepada Allah secara terang-terangan. (tahu bahwa akhir hidup adalah kematian dan paham bahwa kehidupan yang akan datang hanya di surga atau neraka namun dengan sengaja menutup mata terhadap kebenaran).

3) ada orang yang tidak tahu tujuan hidupnya namun tidak mau belajar dan merasa dirinya benar dalam tindakan dan tujuannya

Allah memberikan pengajaran kepada kita agar memohon arah tujuan hidup ini sesuai dengan kelompok yang pertama dan Dia meminta kita bermohon kepadaNya agar tidak masuk dalam "langkah" yang ditempuh oleh kelompok kedua dan ketiga. (wallaahu a'lam bish showaab/ hanya Allah yang lebih tahu tentang hal yang paling benar)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar