Jumat, 05 Juli 2013

SURAT AL MAA UUN (bagian ke -3 )


  1. Ya Allah ! dengan pertolonganMu hamba akan perbaiki sholat hamba, agar hamba tidak masuk dalam kategori orang yang mendustakan agama
  2. Ya Allah ! hamba perhatikan ayatMu dalam surat Al Hijr (15) ayat terakhir ("dan sembahlah tuhanMu sampai Al Yaqiin (keyakinan) datang kepadamu") seakan Engkau mengingatkan hamba, tiap gerakan dalam sholat hamba, seharusnya hamba tidak pindah dulu ke gerakan selanjutnya jika pada gerakan semula hamba belum merasa menghadap Engkau.
  3. Ketika hamba rukuk, seharusnya hamba tidak pindah ke I'tidal jika rukuk yang hamba lakukan belum "nyambung denganMu"
  4. Ya Allah hamba butuh bantuanMu untuk melakukan itu dengan sempurna. Bantu hamba ya Allah !                                                                                                                                    
TIPS UNTUK MEMBUAT SHOLAT KITA LEBIH BAIK :

PERTAMA : Berusaha untuk menghafal ayat-ayat alquran dengan tujuan untuk dibawa ke sholat. Contoh : menghafalkan surat yasin. Saat hafal 6 ayat, bawa ayat itu pada saat sholat,
misal sholat sunnah subuh. Rakaat pertama membaca surah yasin ayat 1-6 dan di rakaat kedua membaca surat pendek. Selesai sholat berusaha menambah hafalan itu
Ketika sholat di waktu shuhur, Rakaat pertama membaca surat yasin ayat 1 - 7 dan rakaat kedua membaca surat pendek. Setelah sholat berusaha menambah hafalan
Ketika sholat asar, saat rakaat pertama membaca surat yasin 1-7 (lebih baik kalau sudah hafal sampai 8) demikian seterusnya dari waktu ke waktu
KEDUA : Beri waktu khusus dalam satu hari untuk memahami makna bacaan sholat dari takbtir sampai salam, bacaan ruku, bacaan i'tidal dll
KETIGA : Beri waktu juga dalam satu hari untuk memahami tarjamah Al Quran dan Al Hadis dan biasakan setiap kali membaca satu ayat terjemahan selalu mengajak dialog Allah. Agar saat sholat kita terbiasa juga merasa berhadapan dengan Allah swt

(Surat Al Maa uun selesai...)
Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Kamis, 04 Juli 2013

SURAT AL MAA' UUN (Pengkayaan bagian ke-2)

Setelah membaca penjelasan al maauun bagian 2 kemaren timbul pertanyaan: " Bagaimana cara spy kita bisa menghargai shalat sebagai seutama-utamanya ibadah shg (dalam kaitannya dg ayat ini) tdk mjd riya' dan bs menolong org lain dg barang yg berguna?" Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah:
Coba buka kembali surat al ankabut ayat 45. (1) Allah meminta kita untuk membaca Al Quran. (2) kemudian Allah menyuruh kita untuk mendirikan sholat. Kita bertanya : Yaa Allah mengapa Engkau menyuruhku untuk membaca alquran kemudian engkau menyuruhku untuk sholat. (Allah bertanya : Engkau sudah membaca alquran ?) (kita menjawab : ya Allah saya sudah baca alquran itu) ( Allah : berapa banyak yang telah kau baca? (kita : saya sudah hatam 15 kali). (Allah : RasulKu memberi contoh kepadamu membaca/melafalkan alquran untuk melatih lisan agar fasih kemudian membawa ayat-ayat alquran itu ke dalam sholat. berapa surat dari 114 surat yang ada dalam alquran yang telah kau bawa ke dalam sholatmu?) (ya Allah ! saya mohon ampun, hanya sedikit, saya hafal 20 surat, namun yang saya bawa sholat hanya lima.). MARI KITA PERHATIKAN AYAT BERIKUTNYA. Sholat itu bisa mencegah perbuatan maksiyat yang berat (fahsya') maupun maksiyat yang setengah berat (mungkar). Jadi syarat pertama untuk kita bisa memanfaatkan sholat kita sebagai perisai agar tidak maksiyat adalah berusaha membawa alquran sebanyak mungkin ke dalam sholat (dengan menghafalnya sedikit demi sedikit). Barulah syarat yang kedua, untuk menjadikan sholat kita bermanfaat bagi kita adalah (sebagaimana ayat selanjutnya) Sholat yang kita lakukan harus merupakan ibadah yang lebih utama dibandingkan dengan ibadah yang lain. (mari kita mohon pada Allah agar kita bisa mengambil manfaat setiap sholat yang kita kerjakan)

(bersambung ke surat al maa uun bagian 3)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Rabu, 03 Juli 2013

SURAT AL MAA' UUN (bagian ke-2)

Ya Allah !  ketika memperhatikan ayat 4, 5, 6 dan 7, hamba merasa,  betapa hebatnya akibat buruk orang yang tidak serius dalam sholatnya. Yaitu akibat buruk bagi jiwanya. Tahap pertama ia akan mempunyai jiwa pamer (riya') dalam setiap perbuatannya, jika ia tetap tidak mau serius ketika sholat maka akan muncul sifat yang berikutnya yaitu terbentuknya jiwa yang enggan menolong orang dengan barang yang berguna (tidak maksimal dalam menolong orang lain).
Ya Allah ! Hamba jadi teringat dengan ayat Engkau dalam surat Al Ankabut (29) ayat 45 :"....... dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. dan sungguh sholat itu adalah seutama-utamanya (ibadah)".
Ya Allah ! di surat Al Ankabut ini, Engkau begitu gamblang menjelaskan, bahwa "ilmu berbuat jelek" yang bersarang dalam jiwa karena seringnya melihat contoh lingkungan yang jelek akan menjadi kenyataan, pribadi ini akan langsung mempraktekkan kejelekan tersebut kalau sholat yang dilakukan orang tersebut tidak maksimal. Kalau ada orang yang menjadikan ibadahnya yang lain lebih baik dari sholatnya, maka perbuatan jelek akan mudah dia lakukan. Ya Allah ! kenyataannya memang begitu, hamba melihat banyak orang yang rajin dalam sholat namun zikir setelah sholat bisa mampu ia lakukan puluhan menit sementara sholatnya hanya beberapa menit. dan hamba banyak melihat, banyak orang yang kesehariannya tetap melakukan sholat namun maksiyat dia jalankan terus. Allah ! apakah ini yang Engkau perlihatkan kepada hamba berkaitan dengat ayat di atas.
Dalam ayat ini Engkau menjelaskan bahwa jika orang mau menjadikan "sholat"nya sebagai ibadah yang paling utama, tentu akan memunculkan pribadi yang jauh dari kemaksiyatan. Terima kasih ya Allah. Mudah-mudahan hamba, saudara-saudara hamba, rekan-rekan hamba termasuk orang yang bisa menghargai sholat sebagai seutama-utamanya ibadah. Amin
Ya Allah ! kembali pada surat Al Maa uun. Hamba masih berfikir, kalau seseorang tidak menghargai sholatnya maka ia akan punya sifat riya', kemudian jika ia tetap tidak menghargai sholat yang ia lakukan maka ia akan menjadi orang yang berjiwa enggan membantu orang lain dengan barang yang berguna. Bagaimana jika ia tetap sholat asal sholat saja?
di tengah-tengah pertanyaan ini muncul, hamba melihat awal ayat ini yaitu : Tahukan kamu orang yang mendustakan agama? (tahukah kamu orang yang menganggap agama sebagai sebuah "kebohongan prinsip" ?  menganggap ajaran agama nggak ada apa-apanya, menganggap ajaran agama kalah dengan ajaran manusia?) Ya Allah! hamba terhenyak! akankah ini ya Allah ! Orang yang sudah masuk dalam kejelekan yang kedua (enggan menolong dengan barang yang berguna), jika ia sembarangan dalam sholatnya?  ia akan masuk kategori ke tiga : yaitu kelompok orang yang mendustakan agama yaitu : orang yang berani menghardik anak yatim dan ketika ia masih menganggap remeh sholatnya ia akan sampai pada puncak (dari kedholiman)nya,  ia akan mempunyai jiwa : tidak mau menganjurkan (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. (subhaanallah! terima kasih ya Allah atas semua nasehat di ayat  ini)

(bersambung.......................................)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Selasa, 02 Juli 2013

SURAT AL MAA UUN (bagian ke-1)

Aro aital ladzii Yukadz dzibu bid diiin
............. Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ?
Fa dzaalikal ladzii Yadu' ul yatiiim
............. itulah orang yang mengahardik anak yatim
Walaa yachudh dhu alaa Tho aa mil miskiiin
............. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin
Fawailul lil Mushol liin,
............. Maka celakalah orang-orang yang sholat
alladzii nahum an sholaaatihim saahuun
............. Yaitu orang-orang yang lalai dalam sholat mereka
al ladziinahum Yuroo uuun
............. Yang mereka itu suka pamer
wa yam na uu nal maa uuun
............. dan enggan untuk menolong dengan barang yang berguna
[QS. Al Maa uun : 1-7]

1) Ya Allah ! melihat keseluruhan ayat-ayat di surat ini, mata hamba tertuju pada ucapanMu : (Celakalah orang-orang yang sholat...........), ya Allah ! ada juga ya, orang yang sudah capek-capek melakukan sholat, sudah meluangkan waktunya untuk sholat, Engkau sebut ia celaka. MEngapa Ya Allah ? Apakah memang ini fokus ayat ini?
2) Ya Allah ! jika hamba melihat surat tersebut dan hamba mulai dari ayat ini, hamba mendapati Engkau menjelaskan kepada hamba sedikit demi sedikit perilaku orang yang sholat namun KAu golongkan ia celaka.
Yang pertama Engkau menjelaskan, orang yang celaka dalam sholatnya karena ia lalai terhadap sholatnya itu.
Kemudian Engkau memberikan contoh orang yang lalai terhadap sholatnya yaitu mereka yang mempunyai jiwa "riya" (jika berbuat sesuatu ia ingin agar orang-orang di lingkungannya melihat perbuatannya untuk segera ia mendapat pujian).
Ya Allah kalau yang Engkau contohkan orang yang lalai dalam sholatnya adalah orang yang suka pamer, bantu hamba ya Allah ! agar "rasa" itu tidak melekat pada diri hamba. Sebab kadang hamba merasakan ini pada diri hamba pada beberapa perbuatan hamba. Ya Allah ! hamba mohon kikis habis perasaan itu ya Allah agar hamba tidak masuk dalam pintu kejelakan yang berikutnya.
Pada ayat berikutnya Engkau memberitahu hamba tentang perilaku orang yang dikatakan lalai dalam sholatnya, yaitu enggan untuk menolong orang lain dengan barang yang berguna.
Ya Allah ! perilaku yang pertama, berlaku pamer, kembali pada diri orang yang pamer. Tidak berhubungan langsung dengan lingkungan. Namun perilaku yang kedua ini, sudah berhubungan langsung dengan lingkungan, dengan orang-orang yang harusnya dia tolong.
Ya Allah ! ada kesan pada diri hamba, bahwa ENgkau memberitahu hamba kalau hamba tidak serius dalam sholat hamba, hamba tidak merasakan ada manfaat dari sholat yang hamba lakukan, kalau hamba hanya sekedar sholat saja, maka hamba akan mempunyai jiwa pamer dalam setiap prilaku hamba. Kalau hamba terus tidak peduli terhadap adanya manfaat sholat yang hamba kerjakan hamba akan mempunyai jiwa lebih jelek dari pamer, yaitu tidak menolong orang dengan maksimal. Yang penting sudah menolong padahal yang ditolong belum bisa sampai pada selesainya masalahnya.
Ya Allah bantu hamba agar hamba tidak menyepelekan sholat yang hamba lakukan agar hamba tidak mempunyai dua sifat yang Engkau ceritakan di atas, yaitu suka pamer dan enggan menolong orang dengan barang yang berguna atau enggan menolong orang dengan maksimal, hanya sekedar menolong.
(bersambung......................................................)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Senin, 01 Juli 2013

SURAT AL KAUTSAR (bagian ke-2)

4. Ya Allah ! Jika untuk mempertahankan nikmat yang telah Kau berikan hamba Engkau perintahkan untuk sholat, sangat hamba fahami. Namun bagaimana cara mempertahankan nikmat dengan cara memotong harta hamba kemudian hamba sodaqohkan. Bukankah dengan memotong harta tersebut, harta hamba itu akan berkurang ? contoh : hamba punya uang satu juta rupiah, kemudian hamba sodaqohkan 25 ribu (2 1/2 % ) bukankah uang hamba tinggal Rp 975.000,- " kok malah berkurang? (maafkan hamba ya Allah yang mungkin terlalu bodoh untuk memahami.
5. Itu pikiran hamba sebelum hamba membaca ayat-ayat Mu yang lain. Ternyata setelah hamba membaca surat albaqarah (2) ayat 261, kini hamba menjadi faham.( Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya  di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh  bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)  bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha  Mengetahui)  Ya Allah ! 700 kali lipat engkau siapkan sebagai balasan untuk orang yang mau sodaqoh. Luar biasa.
6. Berarti jika hamba sodaqoh Rp 25.000,- dari uang hamba yang satu juta. (1000.000 - 25.000 + (25.000 X 700) = 975.000 + 17.500.000 = ............. (Subhaanallah, di tangan hamba uang itu walau berjumlah Rp 975.000,- ternyata jauh lebih besar yang ada di tanganMU, Rp 17.500.000,-). Ya Allah mudah mudahan ayat di atas dan ayat-ayat lain yang Engkau turunkan kepada kami, dapat kami ambil manfaatnya yang banyak yang pasti membantu perjalanan kehidupan hamba.
7. Ya Allah ! setelah hamba renungkan ayat ini, hamba memang perlu menata kesabaran hamba untuk menerima nikmatMu yang berikutnya dengan upaya hamba yang sungguh-sungguh dalam mencapai apa yang hamba inginkan dan hamba tidak boleh lupa terhadap nikmat yang selama ini telah ada ditangan hamba dan berusaha mempertahankannya jangan sampai hilang dengan cara : SHOLAT dan SHODAQOH. Ya Allah ! berarti kalau hamba tidak melakukan sholat wajib walau hanya sekali, jika hamba sengaja tidak sholat subuh atau dhuhur, ashar, maghrib atau isya, dengan kata lain seakan-akan hamba menantang Engkau supaya mengambil rizki yang ditangan hamba, Nauu dzu bika min zaalik. Jangan sampai hamba sengaja tidak sholat yang berarti hamba menantang Engkau untuk mengambil nikmat yang telah hamba pegang. Demikian juga ketika hamba mampu untuk shodaqoh ternyata timbul rasa "pelit" atau "kikir" dalam diri hamba, jangan sampai ya Allah. Jangan, jangan sampai ada rasa kikir dalam jiwa hamba yang berakibat nikmat yang hamba miliki akan lenyap. NA UU DZUBIKA MIn DZAALIK (hamba berlindung kepadaMu dari hal itu).
8. Terima kasih ya Allah, Engkau turunkan ayat ini untuk mengingatkan kami. Mudah-mudahan kami mampu selalu mengingat pelajaran yang berikan di surat ini. Bantu kami ya Allah. Amin

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin