Minggu, 08 September 2013

TENTANG "SABAR" dalam Al quran (S. 3 : 159) Bagian ke-4

Lanjutan ayat : "..apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya".


  • Setelah kita menyusun skala proritas beberapa jalan keluar yang kita buat. Mengurutkan sesuai dengan yang kemungkinan lebih dahulu bisa dikerjakan, maka..
  • Allah meminta kita untuk mengerjakan apa yang telah kita pilih itu. Jalan keluar yang diurutan nomor pertama.
  • Setelah itu. Setelah upaya itu kita lakukan, Allah menyuruh kita untuk tawakkal. Menyerahkan hasilnya kepada Allah.
  • Insya Allah, "Rahmat Allah" yang kita harapkan akan turun.
  • KEMUNGKINANNYA ADALAH :
  1. Allah swt menunjukkan kepada kita keberhsilan yang kita kerjakan.
  2. Allah menunjukkan dimata kita "jalan keluar" yang kita lakukan "salah". Maka saat kita dilihatkan oleh Allah, saat kita tahu bahwa jalan kita itu salah, maka bersyukurlah kepada Allah yang memberitahukan ke kita bahwa "jalan keluar itu salah". Maka kita diminta untuk kembali lagi pada aturan awal. Turunkan Emosi serendah-rendahnya kemudian pilih jalan keluar yang kedua. kemudian tawakkal kepada Allah. Demikian seterusnya.
  • Mengapa kita harus berterima kasih kepada Allah saat Allah menunjukkan kesalahan jalan keluar yang kita lakukan ?. Karena bisa jadi, di mata kita jalan keluar itu nampak benar. Namun tanpa sepengetahuan kita banyak dampak negatif yang muncul yang kita tidak tahu. Untuk itu wajib berterima kasih kepada Allah saat kita tahu jalan keluar yang kita pilih adalah salah


INSYA ALLAH INILAH YANG DISEBUT DENGAN "SABAR" :


  1. MENURUNKAN EMOSI SERENDAH RENDAHNYA
  2. MENYUSUN SKALA PRIORITAS JALAN KELUAR SETELAH DIMUSAYAWARAHKAN PERMASALAHANNYA
  3. MELAKSANAKAN PILIHAN JALAN KELUAR DISERTAI TAWAKKAL KEPADA ALLAH SETIAP KALI JALAN KELUAR ITU DILAKSANAKAN


Contoh : Kaki kita diinjak oleh orang. Kita tidak perlu emosi. (Akal kita bermusyawarah, orang ini tidak sengaja jalan keluar yang pertama, memaafkan). Maka kita ingatkan orang itu bahwa ia menginjak kaki kita. Ketika jalan keluar yang pertama tidak mempan dan ia menginjak yang kedua kalinya, maka muncul jalan keluar yang kedua. Kita peringatkan dengan agak keras. Saat jalan keluar yang kedua tetap tidak mempan. Untuk yang ketiga kalinya ia menginjak kaki kita. Maka ada kemungkinan kita siap memukul dia tanpa emosi dengan siap menangkis jika ia membalas atau kita tinggalkan dia tanpa emosi. (apakah kekerasan juga merupakan bagian dari "sabar". Mari kita perhatikan sejarah Rasulullah. 13 tahun di Makkan beliau di musuhi namun tidak membalas. Saat tahun pertama pindah ke Madinah ternyata  masih dimusuhi, masih tidak membalas. Ketika tahun kedua, masih saja dimusuhi maka jalan keluarnya adalah : PERANG ! )
(wallaaahu a'lamu bish showaaab)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar