Jumat, 06 September 2013

TENTANG "SABAR" dalam Al quran (S. 3 : 159) Bagian ke-2

SYARAT YANG KE DUA : " ......... Karena itu maafkanlah mereka,,,,,,,,,,,,,,,,,," . Setelah Allah meminta untuk tidak "emosi" saat masalah datang, Allah meminta kita untuk MEMAAFKAN obyek yang kita hadapi. Jika itu manusia, teman kita atau orang lain, memaafkan adalah cara yang kedua untuk membuat diri kita lebih tenang. Jika itu benda (bukan manusia) menata hati dan meyakini bahwa bukan benda ini yang membuat masalah, namun diri kitalah yang kurang pandai dalam menghadapi masalah ini. Hal ini jauh lebih baik. Perintah Allah yang kedua ini, yaitu "memaafkan", akan menjadikan "emosi" yang ada dalam diri kita akan semakin menurun.

SYARAT YANG KE TIGA : ".... mohonkanlah ampun bagi mereka,......... " Inilah cara Allah mengajak kita untuk menurunkan pada titik "0" (paling nadir) emosi kita. TIDAK MARAH + MEMAAFKAN + MEMOHONKAN AMPUNAN = 0 % emosi.

MEMOHONKAN AMPUNAN UNTUKNYA, Jika yang kita hadapi adalah manusia, maka kita diminta oleh Allah untuk benar-benar memahami. Orang yang membuat masalah dengan kita kemungkinan ia "TIDAK TAHU" sehingga kita tidak perlu marah kepada orang ini. Bagaimana bisa marah terhadap orang yang emmang tidak tahu atau tidak sengaja.

Orang yang membuat masalah dengan kita kemungkinan juga "SENGAJA" mendatangkan masalah itu kepada kita. Kalau memeng benar hal ini terjadi, maka yang kita fikirkan adalah, KEIMANAN ORANG INI LEBIH RENDAH DARI GODAAN SYETAN, MAKA KITA HARUS BERUSAHA MEMAKLUMINYA DAN MEMBANTUNYA. ADA SYETAN DI BELAKANG ORANG ITU YANG MEMBUAT DIA SENGAJA MENYALAHI KITA.  Memintakan ampunan kesalahan orang itu kepada Allah, adalah puncak penurunan emosi kita.

Luar biasanya Allah dalam memberitahu kita bagaimana cara "sabar" dalam menghadapi masalah

SELANJUTNYA :

apa yang Allah maui dengan perintah untuk TIDAK MARAH + MEMAAFKAN + MEMINTAKAN AMPUNAN ? (tentunya hanya Allah yang Tahu) Namun kita diberi akal oleh Allah untuk belajar memahaminya. Kita akan merakan betapa Maha hebatnya dan Maha luarbiasanya Allah, saat kita melihat kelanjutan ayat ini.

(.................bersambung)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar