Ya Allah ! ketika memperhatikan ayat 4, 5, 6 dan 7, hamba merasa, betapa hebatnya akibat buruk orang yang tidak serius dalam sholatnya. Yaitu akibat buruk bagi jiwanya. Tahap pertama ia akan mempunyai jiwa pamer (riya') dalam setiap perbuatannya, jika ia tetap tidak mau serius ketika sholat maka akan muncul sifat yang berikutnya yaitu terbentuknya jiwa yang enggan menolong orang dengan barang yang berguna (tidak maksimal dalam menolong orang lain).
Ya Allah ! Hamba jadi teringat dengan ayat Engkau dalam surat Al Ankabut (29) ayat 45 :"....... dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. dan sungguh sholat itu adalah seutama-utamanya (ibadah)".
Ya Allah ! di surat Al Ankabut ini, Engkau begitu gamblang menjelaskan, bahwa "ilmu berbuat jelek" yang bersarang dalam jiwa karena seringnya melihat contoh lingkungan yang jelek akan menjadi kenyataan, pribadi ini akan langsung mempraktekkan kejelekan tersebut kalau sholat yang dilakukan orang tersebut tidak maksimal. Kalau ada orang yang menjadikan ibadahnya yang lain lebih baik dari sholatnya, maka perbuatan jelek akan mudah dia lakukan. Ya Allah ! kenyataannya memang begitu, hamba melihat banyak orang yang rajin dalam sholat namun zikir setelah sholat bisa mampu ia lakukan puluhan menit sementara sholatnya hanya beberapa menit. dan hamba banyak melihat, banyak orang yang kesehariannya tetap melakukan sholat namun maksiyat dia jalankan terus. Allah ! apakah ini yang Engkau perlihatkan kepada hamba berkaitan dengat ayat di atas.
Dalam ayat ini Engkau menjelaskan bahwa jika orang mau menjadikan "sholat"nya sebagai ibadah yang paling utama, tentu akan memunculkan pribadi yang jauh dari kemaksiyatan. Terima kasih ya Allah. Mudah-mudahan hamba, saudara-saudara hamba, rekan-rekan hamba termasuk orang yang bisa menghargai sholat sebagai seutama-utamanya ibadah. Amin
Ya Allah ! kembali pada surat Al Maa uun. Hamba masih berfikir, kalau seseorang tidak menghargai sholatnya maka ia akan punya sifat riya', kemudian jika ia tetap tidak menghargai sholat yang ia lakukan maka ia akan menjadi orang yang berjiwa enggan membantu orang lain dengan barang yang berguna. Bagaimana jika ia tetap sholat asal sholat saja?
di tengah-tengah pertanyaan ini muncul, hamba melihat awal ayat ini yaitu : Tahukan kamu orang yang mendustakan agama? (tahukah kamu orang yang menganggap agama sebagai sebuah "kebohongan prinsip" ? menganggap ajaran agama nggak ada apa-apanya, menganggap ajaran agama kalah dengan ajaran manusia?) Ya Allah! hamba terhenyak! akankah ini ya Allah ! Orang yang sudah masuk dalam kejelekan yang kedua (enggan menolong dengan barang yang berguna), jika ia sembarangan dalam sholatnya? ia akan masuk kategori ke tiga : yaitu kelompok orang yang mendustakan agama yaitu : orang yang berani menghardik anak yatim dan ketika ia masih menganggap remeh sholatnya ia akan sampai pada puncak (dari kedholiman)nya, ia akan mempunyai jiwa : tidak mau menganjurkan (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. (subhaanallah! terima kasih ya Allah atas semua nasehat di ayat ini)
(bersambung.......................................)
Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar