Minggu, 15 September 2013

SURAT AL INSYIROH

SURAT AL INSYIROH

TULISAN INI  SEBAGAI JAWABAN PERTANYAAN REKAN KITA :

assalamu'alaikum,  bapak, dlm surat alam nasyrah kan artinya: melapangkan. bpk apa  fungsi  utama surat itu di turunkn utk kita? bpk sy memahami bhwa surat  itu adl nasehat Allah utk rasulullah kala itu. dimana besarnya  amanah/tanggung jwab yg d emban rasulullah dlm berdakwah agar beliau ttp  optimis & semangat. krn allah meninggikan derajatnya. sbgai  buktinny dlm klimat syahadat. gmn bpk?

jawaban :

Surat Al Insyiroh insya allah  berkaitan erat dengan surat adh dhuha, yaitu membantu kita untuk  berusaha bersama dengan Allah, apalagi saat punya persoalan.
Ya  benar apa yang mbak ummi sampaikan.

Kalau melihat apa adanya  ayat-ayat al insyiroh : Allah berbicara dengan kita via ayat-ayat ini :

(1) Bukankah saya sudah bantu kamu dan saat ini hati kamu tenang  terhadap masalah-masalahmu yang lalu ? (jawaban kita : benar ya Allah,  terima kasih).

(2 & 3) dan kamu juga merasakan beban yang menghimpit  pundakmu telah hilang (benar ya Allah, Engkau benar. terima kasih,  alhamdu lak)

(4) dan telah aku tinggikan "zikroka"/daya ingatmu (benar  ya Allah  ! dengan masalah yang lalu yang Engkau bantu menyelesaikannya,  hamba bertambah pandai. Ya Allah nampaknya Engkau ingin memberitau  hamba bahwa setiap masalah yang datang kepada hamba, pasti bantuanMu  juga datang. dan hamba pasti bertambah pandai dengan datangnya masalah  itu, Maha benar Engkau ya Allah).

(5 & 6) Maka sadarilah bahwa setiap  datang kepadamu kesulitan atau masalah, pasti akan datang pula bantuan  dari Ku (Maha benar Engkau ya Allah. Ada bantuanMu dan ada proses untuk  hamba menjadi lebih pandai dalam setiap masalah yang datang.

(7) Maka  jika kamu merasa suatu masalah sudah selesai, janganlah kamu menganggap  tidak ada masalah lagi yang datang. Bersiaplah kamu untuk menyongsong  masalah yang berikutnya (ok, Ya Allah. Hamba sadar bahwa hamba tidak  perlu khawatir dengan datangnya suatu masalah, karena itu semua adalah  konsekwensi hidup di dunia, terima kasih ya Allah)

(8) dan ketahuilah ,  jangan engkau lupa untuk selalu menyandarkan harapanmu kepadaKU (siap ya  Allah, hamba siap untuk menghadapi masalah yang akan muncul karena  hamba yakin dengan menyandarkan diri kepadaMU, engkau akan membantu  hamba. Bukan hanya masalah itu akan selesai, hamba juga akan bertambah  pandai dengan selesainya masalah itu


Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin
supported by: www.asmarasakinah.com

Sabtu, 14 September 2013

SURAT AL- AA Di YAAT (bagian ke-3)

SURAT AL- AA Di YAAT (bagian ke-3)

  • "maka ia menerbangkan debu". Ya Allah ! betapa bahayanya orang yang memforsir dirinya dengan kecintaan yang berlebih terhadap harta, jika ia tidak menyadarinya. Apalagi saat nafsu "cinta harta" itu menggila ia akan membuat polusi lingkungan, sebagaimana kuda yang dipacu oleh penunggangnya. Karena bernafsunya sehingga mengakibatkan debu beterbangan di sekelilingnya dan kuda itu tidak mau tahu dengan akibat perbuatannya itu. Ia tidak menyadarinya karena ia telah diforsir oleh penunggangnya. Ya Allah semakin ngeri hamba melihat fenomena ini. Betapa ngeri akibat yang muncul saat jiwa telah dirasuki oleh cinta harta yang terlalu.
  • "dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh".  Ya Allah ! komentar hamba hanya satu, kuda yang dibawa menyerbu oleh penunggangnya ke tengah-tengah musuh kemungkinan terbesarnya adalah "CELAKA"  atau "MATI". Sang penunggang dengan ketrampilannya mampu berkelit, namun sang kuda tidak mungkin mampu menghindar dari serangan musuh. Ya Allaaaah ! betapa menyakitkan ending atau akhir cerita orang yang terlalu cinta harta.

7) Ya Allah ! di akhir ayat. engkau mengajakku merenung dengan ayat-ayat Mu :

  • "Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur"
  • "dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada"
  • "sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka"

Engkau mengingatkan hamba, jika hati ini hamba penuhi dengan "cinta harta", maka saat Engkau mengeluarkan isi hati hamba, akan nampak tidak ada sedikitpun "cinta kepadaMU" walaupun hamba mengaku telah melaksanakan sholat. Karena gerakan dan perkataan hamba dalam sholat telah tertutup dengan nafsu hamba mencari harta. Karena saat hamba bersedekah, sedekah itu akan tertutup dengan nafsu hamba memperbanyak modal usaha hamba dan memperbanyak tabungan dan deposito  hamba di BANK. Ya Allaaaaah NA UU DZU BIKA MIN DZAAALIK (kami berlindung/mohon dijaga dari hal-hal tersebut  kepadaMU).


Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin
supported by: www.asmarasakinah.com

Jumat, 13 September 2013

SURAT AL- AA Di YAAT (bagian ke-2)

SURAT AL- AA Di YAAT (bagian ke-2)

dan sungguh dia sangat  cinta kepada harta

6) Ya Allah! Terima kasihku padaMu. Ternyata Engkau menjawab dengan jelas, tidak terima kasihnya manusia terhadapMu, saat ia terlalu cinta harta. Ya Allah ! ketika manusia terlalu cinta harta, ia tidak pernah melihat siapa yang memberi harta pada dia, dia hanya tertarik dengan  harta yang secara "nafsu" menyenangkan dia. Ya Allah ! Terima kasihku sekali lagi padaMu. Ayat ini cukup gamblang menjelaskan sifat tidak terimakasihnya manusia padaMU.

7) Namun Ya Allah ! apa hubungannya dengan tingkah-tingkah kuda di 5 (lima) ayat pertama surat ini?
Ya Allah! kalau hamba boleh mengomentari apa yang Engkau sampaikan tentang macam-macam tingkah kuda di ayat-ayat awal surat ini. Nampaknya Engkau ingin memberitahukan kepada hamba bahwa KECINTAAN KEPADA HARTA bukan sebuah masalah kalau itu proporsional. Minimal kami punya hak untuk mempertahankan harta itu jika diambil oleh orang.

8) Pada ayat-ayat tersebut Engkau memberitahukan tentang BAHAYAnya orang yang terjerumus dalam cinta harta yaitu :

  • "Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah". Hamba merasa Engkau tengah memberitahukan, bahwa kuda perang adalah kuda pilihan, kuda yang kuat dan tangguh. Mengapa sampai ia ter engah-engah? tentunya ia diforsir atau dipaksa oleh penunggangnya agar maksimal dalam bekerja untuk mendapatkan hasil. Engkau memberitahu hamba bahwa jika manusia ditunggangi oleh "Rasa Cintanya yang kuat terhadap Harta" sebagaimana penunggang kuda tersebut yang berhasrat menang, maka badan ini akan terforsir dikarenakan ingin mendapatkan hasil berupa harta yang melimpah. Ya Allah ! tentunya hamba harus berhati-hati dalam memenej kerja hamba agar tidak terforsir yang mengakibatkan badan ini akan rusak sebelum tibanya masa tua.
  • "dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya)".  Ya Allah ! di ayat ini Engkau membuat aku tercenung. Ada kuda yang kakinya hanya terdiri dari tulang, daging dan kulit mampu memunculkan percikan api dari kuku-kuku  kakinya, maknanya ada sesuatu yang tidk wajar yang muncul dalam diri kuda itu jika diforsir oleh penunggangnya. Ya Allah ! aku semakin merasa miris melihat fenomena kuda ini. Karena  bagi hamba ini gambaran  orang yang terforsir dengan "Rasa Cintanya yang kuat terhadap Harta" membuat pelakunya bertingkah di luar tindakan kemanusiaan. Ya Allah ! mudah mudahan hamba tidak masuk dalam kondisi seperti ini.
  • "dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi". Ya Allah! gambaran ini semakin hamba menyadari bahwa seandainya seseorang sudah terbelenggu dengan "Rasa Cintanya yang kuat terhadap Harta" tidak akan pernah kenal waktu. Sementara orang lain sebelum subuh menggunakan waktunya untuk bermunajad kepadaMu dan merenungkan ayat-ayatMu serta beristighfar kepadaMU, ia (si pecinta harta ini) bernafsu benar menggunakan waktu yang ada untuk menghasilkan uang. Ia melupakan waktu-waktu istirahat badan dan jiwanya dengan "sholat dalam kondisi tenang dan rehat". 

(bersambung..........................)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin
supported by: www.asmarasakinah.com

Kamis, 12 September 2013

SURAT AL- AA Di YAAT (bagian ke-1)

SURAT AL- AA Di YAAT (bagian ke-1)
  • Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah
  • dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya)
  • dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi
  • maka ia menerbangkan debu
  • dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh


1) Ya Allah ! Engkau memulai surat ini dengan mengajak kami untuk memperhatikan tingkah kuda yang bermacam-macam. Beberapa kali hamba merenung, tidak ada yang hamba rasakan dari memperhatikan mereka. Ampuni hamba ya Allah ! Ini semata karena kebodohan hamba. Namun hamba yakin "pasti semua itu ada maknanya yang sangat berharga bagi kami"
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar (tidak berterima kasih) kepada Tuhannya
2) Ya Allah ! Engkau mengatakan bahwa manusia itu KANUUD kepada Tuhannya. (KANUUD dalam kamus Bahasa Arab Al Munawwir berarti : tidak mensyukuri nikmat, durhaka atau suka mencela). Ya Allah jika ayat ini hamba bandingkan dengan Surat Al ASHR (wal ashri). Dalam AL ASHR Engkau mengatakan bahwa "....manusia itu dalam kerugian, kecuali....." Artinya tidak semua manusia merugi karena ada pekecualian. Namun di Surat AL AADIYAAT ini Engkau benar-benar menegaskan bahwa "....manusia itu sangat tidak berterima kasih kepada Tuhannya.... ". Tanpa ada perkecualian.
3) Ya Allah ! Tentu hal ini benar-benar membutuhkan perhatian kami yang lebih terhadap ayat ini. Apalagi kalau hamba gabungkan dengan gambaran Engkau tentang macam-macam tingkah kuda di atas. Sungguh hamba harus serius banyak membaca karya para ulama dan hamba harus rajin bertanya kepada banyak sahabat hamba dan memohon kepadaMu agar hamba lebih faham terhadap ayat-ayat Mu ini.
4) Namun Ya Allah ! hamba ingin bertanya kepadaMU. Kalau kami selaku manusia tidak berterima kasih kepadaMu, dalam hal apa ya Allah ?
dan sesungguhnya manusia itu akan menyaksikan (sendiri) keingkarannya (rasa tidak terima kasihnya) itu
5) Di ayat ini Engkau mengembalikan pertanyaan hamba di atas kepada hamba sendiri. Terima kasih ya Allah! hamba yakin jika hamba mengoreksi diri hamba sendiri bentuk ketiadaan rasa terima kasih hamba kepadaMu, pasti hamba akan tambah kreatif untuk mendapatkan jawabannya.
6) .... bersambung........


Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin
supported by: www.asmarasakinah.com

Rabu, 11 September 2013

SURAT AL- QOO RI'AH

SURAT AL- QOO RI'AH

1.   Hari Kiamat
2.   Apakah Hari Kiamat itu ?
3.   Tahukah kamu apakah hari kiamat itu ?
4.   Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran
5.   dan Gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan
6.   dan adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya
7.   Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan
8.   dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya
9.   maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah
10. dan tahukah kamu apakah (hawiyah) itu ?
11. Api yang sangat panas

Ya Allah ! hamba sedang berkelana dari satu ayat ke ayat yang lain di juz 30 ini. Hamba sedang memulai untuk berdialog dengan Mu dari satu surat ke surat yang lain. di Surat ini hamba sedikit gemetar karena Engkau memberitahu hamba tentang  QOO RI AH (Kiamat, di kamus Al Munawwir bisa berarti : malapetaka  atau bencana). Hamba merasakan tidak ada sedikitpun berguna kekuatan yang dimiliki manusia saat kiamat itu terjadi. Manusia, bahkan gunung kalah oleh kekuatan dahsyat saat itu.
Ya Allah ! Terima kasih ! Al chamdu Lak ! nampaknya Engkau memberikan kesejukan dengan FirmanMu : "Orang yang Berat Timbangan Kebaikannya akan Hidup dengan kondisi  puas". (Ya Allah ! bantu kami, keluarga kami, sahabat-sahabat kami, guru-guru kami dan Seluruh kaum Muslimin dimana saja berada, agar termasuk dalam golongan ini).
Ya Allah hamba jadi teringat dengan tulisan yang lalu pada saat hamba membicarakan surat an nashr (& Al Fath) dimana banyak ampunan Mu yang Kau berikan secara gampang kepada kami.Pada surat 4 ayat 31 Engkau menjanjikan Ampunan bagi orang yang mau menjauhi dosa-dosa besar. Pada surat 11 ayat 114, Engkau sediakan ampunan bagi yang mau melaksanakan sholat dari subuh sampai Isya'. Pada surat 2 ayat 268, Engkau memberikan ampunan bagi yang mau shodaqoh. Betapa banyak ampunanMu yang berarti pengurangan terhadap beban dosa kami, sehingga amalan kebaikan kami menjadi lebih banyak. Ya Allah ! Kalau sampai hamba meninggal dengan tidak mampu memanfaatkan anugerahMu berupa Ampunan dari berbagai amalan yang seharusnya kami sempatkan untuk meraih itu, betapa ruginya hamba. Apalagi RasulMu pernah bersabda : "Bertaqwalah dimana saja kamu berada. IRINGILAH PERBUATAN BURUK(MU) DENGAN PERBUATAN BAIK, NISCAYA IA (PERBUATAN BAIK MU TADI)  AKAN MENGHAPUSNYA ( PERBUATAN BURUK yang sudah terlanjur kamu lakukan)..........".
Ya Allah ! hamba yaqin, kalau kami sebagai umat Islam menghargai apa saja yang Engkau tunjukkan kepada kami dalam Al Quran maupun Al Hadis, tentulah kami tidak akan menjadi orang yang ringan timbangan amal kebaikannya, yang menyebabkan NERAKA HAWIYAH sebagai tempat menetap. (NAUUDZU BILLAAH MIN DZAAALIK).


Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin
supported by: www.asmarasakinah.com

Selasa, 10 September 2013

SURAT AT- TAKAASUR (bagian ke-2)

SURAT AT- TAKAASUR (bagian ke-2)

Ya Allah hamba jadi teringat kembali dialog antara seorang murid dengan syechnya di buku AL LUMA', bahwa syech itu memberitahukan kepada muridnya tentang makna dari ILMUL YAQIN yaitu Al Quran dan Al Hadis

Ya Allah ! Engkau memberitahukan tentang perlunya hamba memandang apa yang terjadi di dunia ini dengan pandangan melalui ILMUL YAQIN agar hamba melihat akibat semua perbuatan yang hamba lakukan. Ya Allah terima kasih. Hal ini akan menyadarkan hamba,  perlunya memperbanyak belajar Alquran dan Al Hadis agar hamba mampu mengarahkan perilaku hamba menuju ke hal-hal yang ENgkau Ridhoi (ROBBII AUZI"NII... AN A"MALA SHOOLIHAN TARDHOOH = رَبِّ أَوْزِعْنِىۤ..........َأَنْ أَعْمَلَ صَـٰلِحاً تَرْضَـٰهُ)

Ya Allah ! terima kasih ternyata Engkau menambah keyakinan hamba betapa pentingnya belajar Alquran dan Alhadis. Dengan menguasai banyak Alquran dan Alhadis Engkau memberitahukan kepada hamba bahwa hamba akan melihat banyak hal di dunia ini dengan AINUL YAQIIN (mata yang jernih) sehingga hamba bisa berhati-hati dalam bertindak.

Ya Allah ! hamba semakin harus berterima kasih kepadaMU. Bahwa hidup hamba  ini jangan sampai berorientasi kepada "kesenangan"  karena hamba tidak akan mampu mempertanggung jawabkan semua kesenangan yang hamba telah rasakan di dunia ini. Maka hamba sungguh merasa beruntung  Engkau mengajarkan kepada hamba (dalam surat albaqarah ayat 201) untuk mencari "HASANAH", yaitu KEBAIKAN bukan kesenangan. Sehingga hamba mudah mempertanggung jawabkannya kelak.


Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin
supported by: www.asmarasakinah.com

Senin, 09 September 2013

SURAT AT- TAKAASUR (bagian ke-1)

SURAT AT- TAKAASUR (bagian ke-1)

1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)
4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan "ilmul Yaqiin"
6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim
7. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan `ainulyaqin,
8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang telah kau nikmati)

Ya Allah !  Terjemahan "attakasur" yang berarti bemegah-megahan menyebabkan ayat ini berarti bermegah-megahan telah melalaikan kami. di dalam kamus bahasa arab tertera bahwa "at takasur" berarti berlomba-lomba memperbanyak sesuatu.
Ya Allah! apapun makna at takasur ternyata inilah awal dari lupanya seseorang kepadaMU. Hidupnya hanya tertuju pada persaingan dalam memupuk harta dan kekayaan dan bangga bila mampu menyaingi lainnya. Ya Allah telah hamba perhatikan beberapa perkataan ulama salaf yang menjelaskan bahwa pada masa ayat ini turun, di Makkah banyak orang-orang yang mengejar kekayaan yang berlebih kemudian membanggakannya di depan orang bahwa dia lebih segalanya dibandingkan dengan rivalnya
Ya Allah ! berlomba untuk mendapatkan banyak harta, ilmu dlsb, hamba yakin ini bukan larangan. Karena "perlombaan" akan membuat kita ada semangat untuk berjuang. Hamba yakin Engkau hanya memberikan "warning"/peringatan pada umumnya (perjalanan hidup manusia) "at takasur" ini menjadi pemicu jauhnya pelakunya dariMU. Terima kasih ya Allah! Engkau telah mengingatkan kami agar berhati-hati dalam perlombaan ini.
Ya Allah ! Apalagi Engkau telah mengingatkan kami, banyak manusia yang bersaing dalam meningkatkan harta dll,  namun berujung pada tidak ada waktu untuk mendekatkan diri kepadaMU, mereka baru sadar setelah berada dalam kubur.
Ya Allah Engkau mengingatkan hamba, agar benar-benar waspada pada perilaku "takasur". dan Engkau memberitahu hamba bahwa hamba akan benar-benar melihat akibat perilaku "takasur" jika hamba melihat dengan "ILMUL YAQIN", bahwa akibat perilaku "takasur" banyak ang berakhir ke neraka jahannam. Ya Allah bantu hamba agar hamba mampu melihat dengan menggunakan "ILMUL YAQIN".
(bersambung........................................... )

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin
supported by: www.asmarasakinah.com

Minggu, 08 September 2013

TENTANG "SABAR" dalam Al quran (S. 3 : 159) Bagian ke-4

Lanjutan ayat : "..apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya".


  • Setelah kita menyusun skala proritas beberapa jalan keluar yang kita buat. Mengurutkan sesuai dengan yang kemungkinan lebih dahulu bisa dikerjakan, maka..
  • Allah meminta kita untuk mengerjakan apa yang telah kita pilih itu. Jalan keluar yang diurutan nomor pertama.
  • Setelah itu. Setelah upaya itu kita lakukan, Allah menyuruh kita untuk tawakkal. Menyerahkan hasilnya kepada Allah.
  • Insya Allah, "Rahmat Allah" yang kita harapkan akan turun.
  • KEMUNGKINANNYA ADALAH :
  1. Allah swt menunjukkan kepada kita keberhsilan yang kita kerjakan.
  2. Allah menunjukkan dimata kita "jalan keluar" yang kita lakukan "salah". Maka saat kita dilihatkan oleh Allah, saat kita tahu bahwa jalan kita itu salah, maka bersyukurlah kepada Allah yang memberitahukan ke kita bahwa "jalan keluar itu salah". Maka kita diminta untuk kembali lagi pada aturan awal. Turunkan Emosi serendah-rendahnya kemudian pilih jalan keluar yang kedua. kemudian tawakkal kepada Allah. Demikian seterusnya.
  • Mengapa kita harus berterima kasih kepada Allah saat Allah menunjukkan kesalahan jalan keluar yang kita lakukan ?. Karena bisa jadi, di mata kita jalan keluar itu nampak benar. Namun tanpa sepengetahuan kita banyak dampak negatif yang muncul yang kita tidak tahu. Untuk itu wajib berterima kasih kepada Allah saat kita tahu jalan keluar yang kita pilih adalah salah


INSYA ALLAH INILAH YANG DISEBUT DENGAN "SABAR" :


  1. MENURUNKAN EMOSI SERENDAH RENDAHNYA
  2. MENYUSUN SKALA PRIORITAS JALAN KELUAR SETELAH DIMUSAYAWARAHKAN PERMASALAHANNYA
  3. MELAKSANAKAN PILIHAN JALAN KELUAR DISERTAI TAWAKKAL KEPADA ALLAH SETIAP KALI JALAN KELUAR ITU DILAKSANAKAN


Contoh : Kaki kita diinjak oleh orang. Kita tidak perlu emosi. (Akal kita bermusyawarah, orang ini tidak sengaja jalan keluar yang pertama, memaafkan). Maka kita ingatkan orang itu bahwa ia menginjak kaki kita. Ketika jalan keluar yang pertama tidak mempan dan ia menginjak yang kedua kalinya, maka muncul jalan keluar yang kedua. Kita peringatkan dengan agak keras. Saat jalan keluar yang kedua tetap tidak mempan. Untuk yang ketiga kalinya ia menginjak kaki kita. Maka ada kemungkinan kita siap memukul dia tanpa emosi dengan siap menangkis jika ia membalas atau kita tinggalkan dia tanpa emosi. (apakah kekerasan juga merupakan bagian dari "sabar". Mari kita perhatikan sejarah Rasulullah. 13 tahun di Makkan beliau di musuhi namun tidak membalas. Saat tahun pertama pindah ke Madinah ternyata  masih dimusuhi, masih tidak membalas. Ketika tahun kedua, masih saja dimusuhi maka jalan keluarnya adalah : PERANG ! )
(wallaaahu a'lamu bish showaaab)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Sabtu, 07 September 2013

TENTANG "SABAR" dalam Al quran (S. 3 : 159) Bagian ke-3

AYAT BERIKUTNYA : ",,,,,,,,dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu."
Ayat ini sudah tidak berhubungan dengan "emosi" kita, namun lebih berhubungan dengan AKAL kita. Allah meminta kita menggunakan "akal" kita untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi ini.


  • BERKAITAN DENGAN AKAL : mari kita lihat surat al baqarah ayat 30 dan 31 :
  • (" Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi"..................... ")
  • ("Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya................")
  • Setelah ADAM. AS diciptakan oleh Allah awt, ayat ini menjelaskan ALLAH MENTRANSFER "ILMU" KE DIRI ADAM (BUKAN WAHYU SEMACAM AL QURAN.... KELAK BARU ALLAH BERIKAN "HUDA" ITU KEPADA ADAM lihat surat Thaha/20 ayat 121 s/d 123) ARTINYA BAHWA "ILMU" ADALAH NOMOR SATU YANG DIBUTUHKAN KITA UNTUK KEHIDUPAN DI DUNIA INI) 
  • Maka ketika kita tidak mau belajar untuk memasukkan banyak pengetahuan tentang kehidupan ini dalam "akal" kita, maka akal ini tidak akan bekerja sama sekali pada saat ingin menyelesaikan masalah. WALAUPUN EMOSI SUDAH TURUN NAMUN AKAL TIDAK PUNYA SAMA SEKALI PENGETAHUAN TENTANG MASALAH YANG DIHADAPI TETAP SAJA MASALAHNYA TIDAK AKAN SELESAI. 


Kembali pada ayat di atas. Setelah kita menurunkan Emosi kita, Allah menyuruh kita menggunakan akal dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi yritu dengan :


  • MEnggunakan akal untuk mengidentifikasi masalah tersebut. Masalahnya apa, apa penyebabnya, Faktor apa saja yang menjadikan permasalahan itu muncul dls
  • MEnggunakan akal untuk mencari JALAN KELUAR tidak hanya SATU, mencari beberapa alterbatif jalan keluar.
  • Kemudian menyusun secara skala prioritas semua jalan keluar itu. Meletakkan jalan keluar yang lebih realistis di urutan pertama dan yang lainnya berurutan menurut kemungkinan keberhasilannya.


DISINI NAMPAK SEKALI betapa luar biasanya peran AKAL untuk menyelesaikan masalah. Baik itu akal kita sendiri atau kita bertanya kepada ahlinya. NAMUN SEBESAR APAPUN PERAN AKAL, Jika emosi sedikit saja muncul, maka akal tidak akan sempurna dalam berkerja. SEMAKIN KITA MENAIKKAN EMOSI KITA AKAN SEMAKIN AKAL INI TIDAK AKAN BEKERJA SAMA SEKALI (SUBHAANALLAH).
Bagaimana jika kita meminta kepada orang lain untuk membantu kita dalam memberikan pendapatnya. Syarat menurunkan emosi ini tetap berlaku bagi orang itu.

(bersambung........................................... )

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Jumat, 06 September 2013

TENTANG "SABAR" dalam Al quran (S. 3 : 159) Bagian ke-2

SYARAT YANG KE DUA : " ......... Karena itu maafkanlah mereka,,,,,,,,,,,,,,,,,," . Setelah Allah meminta untuk tidak "emosi" saat masalah datang, Allah meminta kita untuk MEMAAFKAN obyek yang kita hadapi. Jika itu manusia, teman kita atau orang lain, memaafkan adalah cara yang kedua untuk membuat diri kita lebih tenang. Jika itu benda (bukan manusia) menata hati dan meyakini bahwa bukan benda ini yang membuat masalah, namun diri kitalah yang kurang pandai dalam menghadapi masalah ini. Hal ini jauh lebih baik. Perintah Allah yang kedua ini, yaitu "memaafkan", akan menjadikan "emosi" yang ada dalam diri kita akan semakin menurun.

SYARAT YANG KE TIGA : ".... mohonkanlah ampun bagi mereka,......... " Inilah cara Allah mengajak kita untuk menurunkan pada titik "0" (paling nadir) emosi kita. TIDAK MARAH + MEMAAFKAN + MEMOHONKAN AMPUNAN = 0 % emosi.

MEMOHONKAN AMPUNAN UNTUKNYA, Jika yang kita hadapi adalah manusia, maka kita diminta oleh Allah untuk benar-benar memahami. Orang yang membuat masalah dengan kita kemungkinan ia "TIDAK TAHU" sehingga kita tidak perlu marah kepada orang ini. Bagaimana bisa marah terhadap orang yang emmang tidak tahu atau tidak sengaja.

Orang yang membuat masalah dengan kita kemungkinan juga "SENGAJA" mendatangkan masalah itu kepada kita. Kalau memeng benar hal ini terjadi, maka yang kita fikirkan adalah, KEIMANAN ORANG INI LEBIH RENDAH DARI GODAAN SYETAN, MAKA KITA HARUS BERUSAHA MEMAKLUMINYA DAN MEMBANTUNYA. ADA SYETAN DI BELAKANG ORANG ITU YANG MEMBUAT DIA SENGAJA MENYALAHI KITA.  Memintakan ampunan kesalahan orang itu kepada Allah, adalah puncak penurunan emosi kita.

Luar biasanya Allah dalam memberitahu kita bagaimana cara "sabar" dalam menghadapi masalah

SELANJUTNYA :

apa yang Allah maui dengan perintah untuk TIDAK MARAH + MEMAAFKAN + MEMINTAKAN AMPUNAN ? (tentunya hanya Allah yang Tahu) Namun kita diberi akal oleh Allah untuk belajar memahaminya. Kita akan merakan betapa Maha hebatnya dan Maha luarbiasanya Allah, saat kita melihat kelanjutan ayat ini.

(.................bersambung)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Kamis, 05 September 2013

TENTANG "SABAR" dalam Al quran (S. 3 : 159) Bagian ke-1

Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan tentang "sabar". Insya Allah berikut ini saya sampaikan salah satu ayat Allah tentang "sabar". Mudah mudahan ayat ini bisa kita jadikan pedoman dalam hidup kita.
1. Saya sudah sampaikan di BAB ke- 13  (SURATAL ASHR) pada bagian pertanyaan rekan-rekan tentang bagaimana melatih kesabaran yang paling dasar.
2. Berikut ini ayat Allah dalam surat ali Imran ayat 159, yang menjelaskan pentingnya sabar dan sabar itu prosesnya seperti apa. yaitu Firman Allah :
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.  Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan  diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi  mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian  apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.
PEMBAHASAN :
1) "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka..........."
Allah mengajak kita untuk meyakinii bahwa hanya "rahmat Allah" saja yang membuat kita bisa BERLAKU LEMAH LEMBUT (baca : bisa menyelesaikan masalah dengan seseorang/ keadaan dengan baik dan tuntas serta membawa akibat yang baik pula)
Kita diminta oleh Allah, untuk mengakui bahwa kita tidak punya wewenang apapun untuk terselesaikannya masalah itu kecuali campur tangan Allah ada disitu.
Maka, kekuatan untuk meminta kepada Allah agar dibantu menyelesaikan masalah ini harus benar-benar ditanamkan dalam diri kita.
2) ".........Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan  diri dari sekelilingmu....."
disini Allah memberikan beberapa syarat jika ingin mendapatkan "rahmat Allah"/bantuan Allah salam setiap masalah kita.
SYARAT YANG PERTAMA : jangan munculkan "FADL-DLUN" (sifat keras) dan "GHOLIIDLUL QOLBI" (hati kasar), saat masalah itu muncul. Jangan jadi pemarah, jangan munculkan sifat jengkel apalagi "su'udlon yang berlebihan".  "sifat jengkel" atau "pemarah" terhadap lingkungan, akan membuat mata kita tidak akan mampu melihat permasalahan yang terjadi dengan baik. Maka Allah mengibaratkan data yang akan didapat "akan menjauh". bagaimana bisa menyelesaikan masalah kalau data tentang masalah itu tidak ada?
( bersambung................................................)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Rabu, 04 September 2013

SURAT AL ASHR (bagian ke -3)

d) Ya Allah ! apa yang hamba lakukan dari 3 hal di atas, ternyata belum cukup. Engkau mengarahkan hamba supaya saling nasehat-menasehati dalam kesabaran. Engkau benar ya Allah ! dalam kenyataan banyak orang berbuat baik namun ia menghancurkannya dengan ketidak sabarannya menghadapi kesulitan. Ada juga orang yang sabar, namun karena ia tidak menganjurkan lingkungannya untuk belajar sabar, ia harus menanggung juga resiko karena ketidaksabaran orang-orang di lingkungannya.
7) Ya Allah ! Segala puji bagimu, terima kasih hamba padaMU yang telah mengarahkan hamba untuk menuju menjadi pribadi yang baik. Lewat ayat-ayat surat AL ASHR ini hamba akan selalu belajar menjadi orang yang beruntung (tidak merugi) dalam kehidupan.
8) Ya Allah ! melalui ayat ini, nampaknya hamba harus mengingatkan diri hamba tentang perlunya memanfaatkan waktu sekarang ini sebelum datang waktu senja (asar), dimana saat itu penurunan kwalitas badan sudah mulai nampak sehingga berbuat baik tidak bisa maksimal. Hamba juga harus mengingatkan anak-anak hamba, lingkungan hamba agar benar-benar memanfaatkan waktu muda. Namun hamba juga harus mengingatkan sahabat-sahabat hamba, bahwa bukan berarti orang yang sadar di usia "tua" tidak ada artinya. Karena Rasulullah dan para sahabatpun mengenal Islam di usia 40 an. Artinya tidak ada kata terlambat untuk belajar Islam di usia apapun.  Hamba juga harus mengingatkan bahwa latar belakang apapun yang dialami orang, bahwa masa kecilnya tidak belajar di sekolah agama, bukan merupakan hambatan untuk belajar di hari tua, asalkan bisa memanfaatkan waktu yang masih dipunyainya. Karena Ya Allah hamba tahu, Rasulullah dan Para sahabatpun masa kcilnya tidak pernah masuk TPQ (Taman Pendidikan Al Quran), juga tidak pernah merasakan Madrasah apapun baik Ibtidaiyyah (MI/SD-Islam/SD-IT), juga tidak pernah masuk Tsanawiyah (SMP Islam) apalagi masuk ALiyah (SMA ISLAM). Walaupun latar belakang Rasulullah dan Para sahabat  bukan pendidikan Islami, namun mereka semua mau belajar Islam dengan sungguh-sungguh.
Ya Allah ! hamba harus sadar dan menyadarkan lingkungan hamba agar memanfaatkan waktu yang masih ada sebelum datangnya masa tua renta.

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Selasa, 03 September 2013

SURAT AL ASHR (bagian ke -2)

6) Ya Allah ! Gabungan dari keempat syarat orang yang tidak mungkin merugi itu memang harus hamba cermati satu demi satu. hamba harus memadukan ke empatnya kalau ingin sukses hidup hamba :
a)  Hamba merasa ketika hanya beriman saja, hamba sudah merasa melakukan ibadah saja baik itu sholat maupun puasa, hamba teringat dengan ayat :
- " Tidakkah kamu tahu Allah ?, kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya................ " (surat an Nur/24 ayat 41)
- "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.  Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka................." (Surat Al Isro'/17 ayat 44
Engkau mengingatkan hamba bahwa semua makhluk di alam ini semua tasbih dan sholat kepadaMU dengan cara masing-masing. Kalau hamba hanya bisa membanggakan sholat hamba berarti apa bedanya hamba dengan ayam ? apa bedanya hamba dengan kambing dan apa bedanya hamba dengan binatang ? mereka juga sholat.
b) Hamba juga merasa ketika hanya beriman saja dan beramal sholeh saja, belum lengkaplah hidup hamba. Apalagi hamba hanya beramal sholeh pada Isteri dan Anak hamba dengan memberi nafkah mereka dan memberi keamanan mereka,
sebab Hamba paham ayampun ketika telur-trlu yang ia punya menetas, maka anak-anak ayam itu akan dicarikan makanan oleh induknya dan dijaga keamanannya dari bahaya.
Jadi kalau hamba hanya sholat, ayampun sholat. Kalau hamba hanya bisa beramal sholeh untuk keluarga hamba saja, maka ayampun menjaga dan memberi makan anak-anaknya. Jadi kalau begitu hamba merasa APA BEDANYA HAMBA DENGAN AYAM ? kalau hamba hanya bisa ibadah dan mengayomi keluarga dengan memberi makan dan memberi keamanan dari bahaya?
c) Hamba juga merasa bahwa hal yang ke 3 (yaitu saling manasehati dalam kebenaran sesuai ayat di atas) memang harus hamba lakukan. Sebab ini yang membedakan hamba dengan binatang. Binatang tidak mungkin bisa menasehati sesamanya. Maka dalam hal ini hamba harus benar-benar belajar "ALHAQ"/"Yg Benar" (yaitu al quran dan al hadis) untuk hamba jadikan pedoman  dalam kehidupan dan sebagai bahan hamba untuk saling memberi nasehat sesama muslim. (Sebab bisa saja terjadi hamba dan teman-teman hamba saling nasehat-menasehati namun dalam hal yang tidak Engkau ajarkan. Nauuzubika min dzaalik.)

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Senin, 02 September 2013

SURAT AL ASHR (bagian ke -1)

WAL ASHR, INNAL INN SAAA NA LAFIII KHUSR
demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian
IL LAL LADZIINA AAA MANUUU
kecuali orang-orang yang beriman
WA AMILUSH SHOOLIHAAT
dan mengerjakan amal sholeh
WATAWAA SHOU BIL HAQQ
dan nasehat-menasehati dalam menaati kebenaran
WARAWAA SHOU BISH SHOBR
dan nasehat menasehati dalam menetapi kesabaran

=================

1) Ya Allah ! engkau memulai dengan mengatakan DEMI MASA dan Engkau Melanjutkannya dengan mengatakan BAHWA SEMUA MANUSIA ITU BERADA DALAM KERUGIAN. Ya Allah ! berkali kali hamba renungkan ayat ini antara kata "masa" dan "manusia itu rugi". Hamba menemui kesulitan untuk memahaminya. Namun hamba tidak putus asa hamba akan berusaha untuk mencari pemecahannya. Hamba akan berusaha membaca buku tafsir yang hamba punya. Sementara itu ketika hamba melihat di dalam kamus, hamba dapati kata "AL ASHR" bukan hanya berarti "MASA" namun bisa berarti "WAKTU ASAR"
2) Ya Allah ! Jika hamba tinggalkan dulu makna Al ASHR yang berarti MASA dan hamba beralih pada AL ASHR yang berarti WAKTU ASAR maka ayat tersebut menurut hamba seakan Engkau mengatakan kepada hamba, APAKAH KAU TIDAK PERHATIKAN WAKTU ASAR, JIKA MANUSIA MASUK WAKTU ASAR MAKA IA MERUGI, KECUALI............ (semua manusia rugi begitu memasuki waktu asar, kecuali.......) kecuali AL LAZIINA AAMANUU (kecuali orang-orang yang telah beriman).
3) Ya Allah ! memasuki waktu asar berarti memasuki waktu berkurangnya sinar matahari untuk memasuki masa tenggelanmya matahari itu dan kemudian hilanglah sinarnya sama sekali. Orang sudah tidak bisa memanfaatkan sinar matahari lagi pada hari itu. Memasuki waktu asar bagi kehidupan manusia berarti memasuki usia senja. Berkurangnya tenaga, berkurangnya kemampuan panca indra sama seperti sinar matahari yang makin lama makin redup, usia senja merupakan tanda bahwa orang itu telah memasuki situasi dimana ia tidak bisa lagi memanfaatkan semua yang Allah berikan kepadanya di masa muda. di usia senja ini tinggal sisa-sisa saja.
4. Ya Allah ! Ibarat orang yang memulai menjemur pakaian di waktu asar, sinar matahari hanya tinggal sesaat dan mulai melemah. Dia harus betul-betul memanfaatkannya dan jangan ada penghalang sinar matahari itu sampai ke pakaiannya. Bedakan dengan orang yang sudah memulai menjemur pakaian sejak pagi, ketika menjelang siang ia merasa akan turun hujan maka ia ambil kembali pakaiannya itu, namun saat menjelang asar ia lihat matahari muncul kembali dari balik awan kemudian ia jemur pakaiannya itu  lagi.
5. Ya Allah ! Engkau seakan menegaskan di Usia itu semua manusia merugi kecuali Orang Yang Telah Beriman ( Ia tinggal meneruskan keimanannya ). dan orang-orang yang telah biasa beramal sholeh (ia juga tinggal melakukan kebiasaannya itu) dan orang-orang yang juga telah terbiasa saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran
6. bersambung.............................................................

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin

Minggu, 01 September 2013

SURAT AL HUMAZAH (bagian ke-3)

9) Ya Allah ! betapa benar-benar celaka orang yang suka mengumpat hasil usahanya sendiri. Tragis ! ia diikat di sebuah tiang yang berada di tengahtengah api (hamba membayangkan, se akan akan Engkau hendak mengatakan kepada orang ini : ENGKAU DULU TIDAK PERNAH PUAS DENGAN HASIL USAHAMU, PADAHAL AKU SUDAH MEMBANTUMU SAAT ENGKAU BERUSAHA UNTUK MENDAPATKANNYA, SAAT ENGKAU BANGUN TIDUR AKU MEMBANTUMU DENGAN TETAP MEMBIARKAN SEMUA INDRAMU (PENDENGARAN, PENGLIHATAN DSB) MELEKAT PADA BADANMU, SAAT ENGKAU BERANGKAT KERJA AKU SELAMATKAN KAU SAMPAI KE TEMPET KERJAMU, SAAT KAU BEKERJA AKU TETAP BERIKAN KEKUATAN DAN PETUNJUK PADAMU SEHINGGA ENGKAU MUDAH DALAM BEGERAK DAN BERFIKIR, NAMUN SAAT ENGKAU MENERIMA UPAH ENGKAU MEMAKI HASIL UPAHMU PADAHAL AKU YANG MEMBANTUMU BELUM MEMINTA SEBAGIAN UPAH YANG KAU DAPATKAN ITU. ENGKAU MENGUMPAT DAN SEMUA ORANG MENDENGAR UMPATANMU ITU. ITU DULU, ITU DI DUNIA. SEKARANG, DI HUTOMAH INI, KAU TERIKAT DI TIANG DAN BERADA DI TENGAH-TENGAH API, ENGKAU MAU MENERUSKAN MAKIANMU ITU...... SILAKAN. AKU BERI KESEMPATAN YANG BANYAK).
10)  Ya Allah ! di surat Al Kausar Engkau mengingatkan untuk sholat dan shodaqoh, di surat Al Maa uun Engkau mengingatkan resiko orang yang sholat sembarangan, di surat Quraisy Engkau mengingatkan tentang latar belakang kenapa Engkau menyuruh untuk sholat, di surat Al Fiil Engkau mengingatkan tentang kekuatan dan kuasaan Mu yang telah engkau jadikan sebagai alat untuk membantu Orang-orang Quraisy mempertahankan Kakbah yang menjadi salah satu sumber kelangsungan hidup mereka (Ini merupakan penegasan surat Qurasiy betapa besar perhatianMu pada suku Quraisy maka ENgkau meminta kepada mereka untuk Menyembah-MU) dan sekarang di surat AL HUMAZAH ini Engkau bercerita tentang orang yang terlalu memandang remeh hasil pekerjaannya, sehingga jangankan sedekah, merasa mempunyai harta yang merupakan pemberian Engkau pun tidak. Allah ! sadarkan hamba untuk lebih memahami ayat-ayatMU di beberapa surat yang hamba sebutkan tadi.

Sumber: Study Tafsir Ustadz Muhammad Sholahuddin